Setiap negara tentulah memiliki palsafah dan ideologi yang berbeda-beda, karena hal ini dipengaruhi oleh banyaknya faktor di antaranya faktor budaya, politik, dan letak wilayah negara itu sendiri. Dengan demikian, ideologi bangsa Indonesia sudah pasti berbeda dengan ideologi negara barat atau negara negara lainnya.
1. Ideologi Liberal
Ideologi liberal adalah suatu ideologi yang mengharapkan kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin. Istilah ini baru digunakan pada abad ke-19 dan berasal dari kaum pemberontak Spanyol yang menamakan dirinya "liberales". Walaupun demikian, pemikiran ini telah berkembang jauh sebelumnya. Dalam aliran pemikiran ini. dibedakan antara liberalisme politik dan liberalisme ekonomi.
a. Liberalisme politik
Liberalisme Politik adalah keyakinan bahwa semua sumber kemajuan terletak dalam perkembangan pribadi manusia yang bebas. Aliran ini memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kebebasan individu terhadap berbagai bentuk kekuasaan mutlak. Perjuangan liberalisme politik telah dilakukan oleh gerakan Reformasi. Dalam abad ke-17 dan 18 timbul perlawanan terhadap absolutisme dan perjuangan menuju kebebasan jiwa dan bernegara. Adapun tokoh liberalisme di Inggris adalah John Locke. Tokoh liberalisme di Perancis Voltaire, Montesquieu, dan Rousseau. Tokoh liberalisme di Jerman Immanuel Kant.
Di bidang politik, paham ini memperjuangkan berbagai kebebasan yang hendaknya dijamin oleh Undang-undang Dasar. Di antaranya kebebasan agama, kebebasan pers, kebebasan berkumpul dan menyatakan pendapat. Kebebasan yang diperjuangkan itu hanya terjamin dalam negara hukum yang mengindahkan Trias Politica. Bentuk negara yang diidamkan adalah Demokrasi Parlementer dengan persamaan hak bagi seluruh rakyat di depan hukum dan penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia. Cita-cita liberalisme telah mencetuskan Revolusi Mulia di Inggris (1685), Revolusi Amerika (1776), dan Revolusi Perancis (1789).
b. Liberalisme Ekonomi
Liberalisme Ekonomi didasarkan pada keyakinan bahwa kemakmuran orang perorangan dan masyarakat seluruhnya diusahakan dengan memberi kesempatan untuk mengejar kepentingan masing-masing dengan sebebas-bebasnya. Sebagai persyaratan untuk itu, hak milik swasta harus dipertahankan dan pemerintah tidak turut campur dalam kehidupan ekonomi.
Dengan demikian, segala tindakan swasta hanya terpengaruh oleh cara terbentuknya harga, sehingga kemakmuran rakyat terjamin. Hal ini lazimnya disebut Liberalisme Klasik dan dibedakan dengan sebutan Neoliberalisme.
Situasi liberalisme ini menjadi landasan perkembangan pesat industri dan sistem kapitalisme. Adam Smith dari Inggris dianggap sebagai bapak liberalisme ekonomi. Pada abad ke-20, perkembangan Neo-liberalisme tetap berpegang pada persaingan bebas, letapi dengan memperhatikan syarat-syarat persaingan agar berlangsung secara tertib dan positif. Oleh sebab itu Neoliberalisme menyetujui campur tangan pemerintah dalam batas-batas tertentu yang lidak mematikan kebebasan. Tokoh-tokoh aliran ini, antara lain. Simons, Hayek, dan Ropke.
Negara-negara yang menganut paham ini cukup banyak. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan lain-lain.
2. Ideologi Sosialisme Komunis
Ideologi komunisme adalah ideologi yang mendasarkan pada paham Marxisme dan Leninisme. Dengan demikian komunisme tak lain adalah Marxisme-Leninisme. Marxisme merupakan penyempitan ajaran Karl Marx, karena hanya berdasarkan tulisan Marx sebagaimana dipopulerkan Friedrich Engels. Yang terpenting dalam Marxisme adalah ajaran tentang basis-superstruktur masyarakat, ajaran perjuangan kelas dan revolusi.
Menurut pendapat Marx, mata pencarian manusia menentukan cara berpikirnya. Marx memandang bahwa kehidupan bermasyarakat sebagai dua unsur yang berhubungan searah; ekonomi sebagai basis masyarakat menentukan politik, moralitas, hukum, agama, filsafat, ilmu pengetahuan, dan berbagai bentuk kesadaran manusiawi lainnya sebagai superstrukturnya. Jadi, superstruktur itu hanyalah ungkapan basis, maka jika basisnya diubah, superstruktumya akan berubah, misalnya, cara produksi feodalistis. Karena pengandaian dasar ini, Marx menekankan bidang ekonomi.
Ekonomi masyarakat, menurut Marx, ditandai pertentangan antara kelas atas yang memiliki modal atau alat produksi dan kelas bawah yang hanya memiliki tenaga. Kepentingan antara kelas atas (kaum kapitalis) dan kelas bawah (kaum proletar) kontradiktif. Kontradiksi antara hubungan produksi konservatif dan tenaga produktif progresif akhirnya memuncak dan menyebabkan meletusnya revolusi.
Namun, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, hal itu menyadarkan kaum proletar akan keadaanya. Mereka melakukan perlawanan objektif untuk membalikkan struktur masyarakat yang dibangun atas hubungan pemilikan. Ketika perjuangan kaum proletar berhasil menghapus hak milik kaum kapitalis atas alat produksi, terciptalah masyarakat tanpa kelas dan berakhirnya segala bentuk keterasingan manusia dalam masyarakat. Bersamaan dengan berubahnya basis masyarakat ini, agama pun sebagai superstruktur lenyap dengan sendirinya, sebab menurut Marx, agama tak lain adalah impian manusia tertindas dan terasing dari diri dan masyarakatnya.
Perkembangan Komunisme Intemasional kemudian melahirkan pusat-pusat komunisme baru. Perpecahan ini diawali dengan konflik antara partai komunis Uni Soviet dan partai komunis Cina. Akibat konflik Moskwa-Beijing, partai komunis negara lain terpecah dalam kedua kutub. Dari 94 partai yang terlibat dalam konflik itu, semua partai komunis di Eropa, kecuali Albinia yang pro-Cina dan Rumania yang netral, partai komunis di Mongolia, Sri Lanka, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Latin memihak Moskwa. Sementara itu, Korea Utara, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Burma (kini Myanmar), Pakistan, Thailand, Selandia Barn, dan Partai Komunis Indonesia memihak kubu Cina. Komunisme Cina dikembangkan oleh Mao Ze Dong, sehingga para pengikut Cina juga menganut Maoisme, ajaran komunisme yang menekankan peranan desa sebagai pusat revolusi dan peranan petani sebagai pelaku revolusi. Perpecahan Moskwa-Beijing menghasilkan pusat-pusat komunisme lain, yaitu Yugoasvia dengan pelopomya Tito, dan Kuba yang dipimpin Fidel Castro. Yugoslavia adalah negara yang membangun sosialismenya atas kekuatan sendiri lepas dari Moskwa, sebab negara itu didirikan atas hasil perjuangan para gerilyawan Tito yang komunis, tanpa campur tangan langsung tentara merah Rusia. Revolusi di Kuba yang dipimpin Fidel Castro dilaksanakan kaum borjuis yang semula tidak memandang dirinya sebagai Marxis; setelah kekuasaan direbut, barulah ajaran Marxisme-Leninisme dimasukkan ke negara itu.
3. Ideologi Fasisme
Ideologi fasisme adalah aliran politik yang didirikan oleh Benito Mussolini. Saat itu ia berkuasa di Italia dari tahun 1922 hingga tahun 1943. Fasisme berasal dari kata Fasces yang berarti seikat tongkat dan kapak. Fasisme berarti persatuan perjuangan.
Faham ini muncul karena menetang ideologi komunisme, sosialisme, dan liberalisme. Ideologi ini menerapkan paham negara otoriter-totaliter. Oleh karena itu, bentuk kegiatannya baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial kemsyarakatan tunduk pada partai Fasis.
Mulanya fasisme muncul sebagai reaksi dari kelas-kelas yang berkuasa sesudah Refolusi Perancis. Mereka ingin mengangkat dirinya sebagai pendekar hukum dan ktertiban, serta ingin melawan ancaman kekuasaan dari masyarakat miskin. Kemudian tujuan brdiri paham ini adalah sebagai kebanggaan nasional bagi seluruh masyarakat Italia dan umumnya masyarakat Eropa.
Ada perbedaan yang mendasar antara paham fasisme dengan komunisme, yaitu sebagai berikut.
a. Fasisme sangat percaya terhadap teori Darwin yang menyatakan bahwa yang kuat akan selalu unggul dan akan bertahan hidup. Oleh karena itu, fasisme mendasarkan diri pada perjuangan kepemudaan.
b. Fasisme mendasarkan perwakilan kelas dalam bentuk negara korporasi. Dukungan dari rakyat diperoleh dengan memberi pekerjaan yang layak dan bantuan. Dengan demikian pusat kekuasaan tetap berada pada kelompok elit.
Di bidang ekonomi, paham ini mengakui dan mempertahankan lembaga hak milik dan produksi swasta. Namun, mereka dikendalikan oleh pemerintah. Begitu pula dengan pekerja, mereka dikendalikan pemerintah. Oleh karena itu kekuasaan otoriter dan totaliternya akan selalu menonjol.
Negara-negara yang pernah menganut ideologi ini sebelum perang dunia II adalah Italia apda zaman Mussolini, Jerman pada zaman Hitler, Spanyol pada zaman rezim Franco, dan Jepang. Namun akhirnya faham ini dapat dipatahkan oleh Sekutu. Terlebih lagi setelah perang dunia II, paham ini mulai ditinggalkan.
4. Nasionalisme
Faham ini muncul karena adanya persamaan nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis, dan maju di dalam satu kesatuan bangsa dan negara. Oleh karena itu, nasionalisme sering dipandang sebagai suatu ideologi atau peemlihara negara bangsa.
Unsur-unsur pokok nasionalisme adalah persamaan-persaman darah, keturunan, suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa, dan kebudayaan. Kemudian, muncul pula unsur persamaan hak bagi setiap orang untuk berbagai kepentingan yang kemudian dikenal dnegan nasionalisme modern.
Faham ini muncul bermula dari timbulnya kekuatan pengerak di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-18. Kemudian, paham in tumbuh hingga ke penjuru Eropa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada abad 20, paham ini sampai pula ke Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Faham nasionalisme modern bukanlah dipelopori oleh kaum politikus atau negarawan. Namun, paham ini muncul dengan dipelopori oleh kaum intelektual dan budayawan, misalnya Di Eropa Barat adalah John Locke, J.J. Rousseau, Johann Gottfried Herder, dan lain-lain.
Di Indonesia pun, paham ini lahir dengan dipoelopori oleh kalangan terpelajar seperti Dr. Sutomo, Dr. Wahidin sudirohusodo, dan lain-lain. Kebangkitan nasionalisme Indonesia modern ditandai oleh lahirnya suatu organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tujuan mencerdaskan bangsa berdasarkan kesadaran, tekad, dan upaya untuk maju atas dasar falsafah dan wawasan yang bersumber pada kepribadian Nusantara.
No comments:
Post a Comment