Thursday, 20 October 2016

sikap positif terhadap budaya demokrasi dalam masyarakat

Budaya demokrasi sebaiknya sudah dilakukan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan keluarga, sekolah masyarakat dan sebagainya sebagai bekal kita  dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Di bawah ini  akan dikemukakan sikap atau perilaku yang  menunjukkan  terhadap budaya demokrasi dalam lingkungan hidup masyarakat.

1.     Di Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat. Kelurga terdiri dari pribadi-pribadi seperti  ayah, ibu dan anak-anak. Baik dan buruknya keluarga tergantung kepada baik buruknya pribadi-pribadi tersebut.. Tiap-tiap pribadi dituntut untuk bisa mengembangkan diri termasuk membiasakan budaya demokrasi dalam keluarga tersebut.
Setiap pribadi dalam keluarga tersebut memiliki kepentingan yang bermacam-macam. Kepentingan tersebut tidaklah bisa dipenuhi sendiri, akan tetapi membutuhkan bantuan orang lain dan pribadi itu sendiri dapat berkembang dengan bantuan orang lain.. Dalam masyarakat Indonesia, pengertian keluarga tidak terbatas dalam suatu keluarga, akan tetapi memiliki cakupan yang lebih luas. Termasuk dikatakan keluarga adalah setiap pribadi yang memiliki hubungan darah atau hubungan keturunan dan hubungan perkawinan. Keluarga tersebut suatu saat akan dihadapkan pada suatu masalah. Misalnya keluarga tersebut akan  menikahkan putrinya. Untuk mencari jalan tentang  acara perkawinan tersebut akan dilakukan musyawarah keluarga. Setiap pribadi boleh mngeluarkan pendapatnya secara bebas dan terbuka. Dari banyak pendapat tersebut dapat diambil dan ditemukan titik  persamaan, tetapi juga terdapat perbedaan. Melalui  pendekatan secara kekeluargaan  lambat laun akan tercapai titik temu yang dapat diterima oleh semua anggota keluarga. Setelah keputusan hasil musyawarah tersebut disetujui, maka setiap pribadi keluarga malaksanakannya dengan penuh tangggung jawab.
Musyawarah keluarga ini dapat dilakukan pada waktu-waktu yang senggang dengan penuh keakraban dan sambil bercengkrama, semua anggota keluarga  bisa  berkumpul setelah selesai  melakukan pekerjaannya. Dalam kesempatan tersebut dapat dikemukakan permasalahan-permasalahan keluarga, misalnya rencana untuk melanjutkan sekolah, membeli sesuatu dan membangun rumah dan lain sebaginya. Apapun  permasalah yang dihadapi dalam keluarga jalan terbaik  adalah dengan bermusyawarah untuk menentukan pilihan terbaik dari berbagai pendapat dan keinginan. 

2.    Di Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan Wawasan Wiyata Mandala, artinya sekolah adalah merupakan lingkungan tempat berlangsungnya pendidikan. Sekolah adalah merupakan tempat yang  utama untuk melakukan bimbingan, mendidik, melatih para siswa agar menjadi manusia yang cerdas dan bertaqwa, berbudi pekerti yang luhur, terampil, cinta kepada diri sendiri dan cinta kepada bangsa dan negara Indonesia. Dalam lingkungan sekolah terdapat unsur-unsur kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa dan lain sebagainya.  Hubungan antar unsur-usur tersebut terjalin dengan kekeluargaan dan dalam lingkunngan sekolah tesebut perlu terwujunya  keamanan, ketertiban, kebersihan keindahan dan kekeluargaan.
Di sekolah juga terapat Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)  yang merupakan satu-satunya wadah organisasi di sekolah. Tujuan OSIS adalah kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional, yaitu :
a.    Meningkatkan ketaqwaan terhaap Tuhan yang Maha Esa dan  berbudi pekerti yang luhur.
b.    Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
c.    Meningkatkan  kesehatan jasmani dan rohani.
d.    Meningkatkan pribadi yang mandiri.
e.    Mempertebal rasa  tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Perangkat OSIS  tersebut terdiri dari : pembina OSIS, perwakilan kelas,  dan  kepengurusan OSIS. Dalam wadah inilah para siwa belajar bermusyawarah untuk mencapai mufakat mulai dari pemilihan pengurus, membuat program dan melaksanakan program tersebut.
Misalnya pengurus OSIS  memusyawarahkan  tentang enam K : Pembina OSIS memberikan pengarahan bahwa di sekolah perlu dukungan OSIS untuk terciptanya 6 K. Selanjutnya  mempersilahkan untuk dimusyawarhkan. Musyawarah Ini dipimpin oleh ketua OSIS. Berbagai pendapat  yang masuk ditampung dan di bahas serta diambil kesimpulan bahwa tiap-tiap kelas perlu  menyusun daftar piket kebersihan untuk  terwujunya 6 K. Lalu diajukan untuk ditanggapi lagi dan akhirnya dapat disepakati dengan mufakat. Hasilnya bahwa setiap hari jum’at diadakan gerakan Kebersihan di sekolah selama 45 menit, dan setiap murid wajib berperan serta dalam  gerakan kebersihan tersebut untuk terciptanya suasana sekolah yang bersih. 

3.    Di Lingkungan masyarakat
Dalam  masyarakat terdapat organisasi kemasarakatan seperti halnya hukum tata negara, Rukun Tetangga, Rukun Warga dan Lembaga Ketahanan Masarakat Desa (LKMD). Misalnya setiap datang musim hujan selalu terjadi banjir maka perlu diadakan usaha-usaha untuk menanggulanginya. Maka LKMD bersama-sama dengan ketua-ketua RW untuk mengadakan musyawarah membahas permasalahan tersebut.. Berbagai pendapat dari peserta ditampung terlebih dahulu, lalu dibahas secara bersama-sama setelah itu ditarik suatu kesimpulan lalu diajukan lagi  pada peserta musyawarah untukdi tanggapi, bahwa usaha penggulangan banjir tersebut diantaranya dengan cara penghijauan dan memperbaiki saluran air,an peserta musyawarah menyepakatinya.
Pada akhirnya Musyawarah ketua RW  yang memimpin musyawarah berkomentar bahwa :
a.    Adanya pendapat yang berbeda adalah wajar karena setiap  anggota masyarakat mempunyai kepentingan yang berbeda.
b.    Hendaklah jangan menonjolkan perbedaan akan tetapi lebih baik memadukan hal-hal yang sama yang menyangkut kepentingan bersama dan kepentingan umum
c.    Masalah banjir merupakan masalah yang menyangkkut kepentingan bersama dan kepentingan umum, oleh karena itu penghijauan harus dI tingkatkan dan penebangan hutan harus di batasi.
d.    Kesediaan warga untuk membantu pelaksanaan penghijauan di sambut dengan baik oleh setiap peserta musyawarah.
e.    Akhirnya ketua RW menyatakan harapannya bahwa hal-hal telah disepakati bersama dalam musyawarah hendaknya dilaksanakan dengan semangat gotong royong. 
Oleh karena itu dengan sikap di atas kita harus selalu  berusaha untuk bersikap positif dan  menunjukannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dimulai dari diri kita sendiri,  lingkungan  keluarga, lingkungan sekolah dan lingkugan masyarakat.

No comments:

Post a Comment